nusakini.com - Lompatan nilai ketahanan pangan Indonesia disebut paling tinggi sedunia. Klaim tersebut merujuk data yang dilansir Economist Intelegent Unit.

"Score changed kita 2,7 dan menjadi yang tertinggi di dunia," tegas Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Suaiman di Kota Jambi, Jambi, Senin (5/9/2016). 

Data tersebut diungkapkan Mentan Amran saat memberikan pengarahan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Budidaya Jenuh Air (BJA) antara pemerintah provinsi Jambi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Kota Jambi. 

Menurut Amran, data tersebut didapatkan dari peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Untuk padi, sebut dia, produksi saat ini adalah yang tertinggi selama 10 tahun. 

“Stok beras kita hari ini 2,1 juta sampai 2,2 juta ton, cukup sampai Mei (2017). Kita pun mudah-mudahan tidak impor beras lagi," tegas Amran. 

Selain beras, tutur Amran, ketahanan pangan Indonesia juga tergambar dari ketersediaan bawang merah. Menurut dia, Indonesia sekarang sudah tak impor bawang merah lagi.  

“Tahun lalu ekspor bawang kita naik 90 persen dan impor bawang turun 70 persen. Tahun ini kita tekankan agar tidak ada impor bawang lagi, bahkan nilai ekspor bawang lebih tinggi dari tahun lalu, “ papar Amran.  

Mentan Amran menyampaikan, capaian lompatan ketahanan pangan ini merupkan buah kerja dari banyak pihak, tak hanya jajaran Kementerian Pertanian.  

“Ini semua karena kerja keras semua elemen bangsa, mulai dari TNI, polisi, kejaksaan, pengadilan, dimotori oleh pak Gubernur, kemudian ditopang oleh para rektor dan komisi IV DPR yang menyetujui anggaran,” kata Amran. 

Bila kondisi ini berkelanjutan, lanjut Amran, bisa jadi pada 30 tahun mendatang, atau bahkan pada 10-15 tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.  

“Kami sudah membuat grand design dengan melibatkan pakar-pakar, rektor, praktisi, dan ahli dari seluruh indonesia untuk terlibat mewujudkan hal tersebut, “ pungkas Mentan Amran.(p/mk)